:::: MENU ::::
  • KAJIAN TAFSIR

  • KAJIAN UMUM

CERDAS-MENCERDASKAN, GEMBIRA-MENGGEMBIRAKAN, MUDAH-MEMUDAHKAN




TAFSIR JALALAIN - SURAH AL BAQOROH
1. Surah Al Baqoroh ayat 108-117
    Size: 44,77 MB - Length: 00:48:47
    GD: DOWNLOAD | MF: DOWNLOAD
2. Surah Al Baqoroh ayat 118-121
    Size: 38,46 MB - Length: 00:41:54
    GD: Download | MF: Download
3. Surah Al Baqoroh ayat 121-129
    Size: 41,01 MB - Length: 00:44:41
    GD: Download | MF: Download
4. Surah Al Baqoroh ayat 130-143
    Size: 57,14 MB - Length: 01:02:18
    GD: Download | MF: Download
5. Surah Al Baqoroh ayat 144-150
    Size: 53,75 MB - Length: 00:58:36
    GD: Download | MF: Download
6. Surah Al Baqoroh ayat 151-158
    Size: 34,65 MB - Length: 00:37:44
    GD: Download | MF: Download
7. Surah Al Baqoroh ayat 158-173
    Size: 39,52 MB - Length: 00:43:03
    GD: Download | MF: Download
8. Surah Al Baqoroh ayat 174-185
    Size: 49,13 MB - Length: 00:53:33
    GD: Download | MF: Download
9. Surah Al Baqoroh ayat 186-194
    Size: 43,72 MB - Length: 00:47:38
    GD: Download | MF: Download
10. Surah Al Baqoroh ayat 195-202
    Size: 47,70 MB - Length: 00:51:59
    GD: Download | MF: Download
11. Surah Al Baqoroh ayat 215-219
    Size: 47,44 MB - Length: 00:51:42
    GD: Download | MF: Download
12. Surah Al Baqoroh ayat 219-221
    Size: 41,12 MB - Length: 00:44:48
    GD: Download | MF: Download
13. Surah Al Baqoroh ayat 222-230
    Size: 48,28 MB - Length: 00:52:37
    GD: Download | MF: Download
14. Surah Al Baqoroh ayat 231-236
    Size: 41,81 MB - Length: 00:45:33
    GD: Download | MF: Download
15. Surah Al Baqoroh ayat 237-247
    Size: 57,37 MB - Length: 01:02:32
    GD: Download | MF: Download
16. Surah Al Baqoroh ayat 248-252
    Size: 52,85 MB - Length: 00:57:37
    GD: Download | MF: Download
17. Surah Al Baqoroh ayat 270-286
    Size: 55,75 MB - Length: 01:00:47
    GD: Download | MF: Download

PEMAKAMAN MA’LA : TEMPAT ISTIRAH KIAI MAIMOEN ZUBAIR
KH Maimun Zubair meninggal dunia Selasa (6/8/2019) pukul 04.17 waktu Mekah dalam usia 90 tahun di Mekah, Arab Saudi. Usai disalatkan di Masjidil Haram, almarhum dimakamkan di Pemakaman Al Ma'la usai salat Dzuhur.
Pemakaman Al Ma'la adalah pemakaman yang sangat bersejarah. Dihimpun ae channel dari berbagai sumber, ini adalah pemakaman paling penting bagi umat Islam di dunia setelah Pemakaman Baqi di Madinah. Warga lokal menyebutnya Jannat Al-Mualla. Pemakaman ini sudah ada di Mekah sejak sebelum Nabi Muhammad SAW lahir dan masih ada sampai sekarang.
Beberapa tokoh penting dalam sejarah Islam dimakamkan di sini. Mereka antara lain Siti Aminah, ibu Nabi Muhammad SAW; Abdul Muthalib, kakek Rasulullah; Paman Nabi, Abu Thalib kemudian ada istri pertama Nabi Muhammad SAW yaitu Siti Khadijah.
Selain itu, di kompleks pemakaman ini juga dikuburkan para sahabat dan ulama-ulama besar dan putra Nabi AS, Qasim bin Muhammad yang meninggal dunia ketika masih kecil, kakek Nabi SAW -Abdul Muthalib, dan sang paman Abu Thalib. Dan juga beberapa sahabat Nabi SAW lainnya adalah Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair, Yasin bin Amar, Asmah binti Abu Bakar Siddiq. Menurut Sayyid Muhammad al Maliki, setidaknya ada 45 sahabat Nabi SAW yang gugur dan dimakamkan di pekuburan Ma'la.

Pemakaman Ma’la merupakan komplek pemakaman istimewa yang berada sejak zaman jahiliyah. Keistimewaannya telah disebut dalam sebuah hadits dari Abdullah bin Masud ra, bahwa Rasulallah saw bersabda: “Allah membangkitkan dari tempat ini (pemakaman Ma’la) dan dari seluruh tanah Haram 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab atau tanpa perhitungan dosa. Setiap orang dari mereka dapat membawa 70.000 orang. Wajah mereka cerah dan bersinar bagaikan bulan purnama. (Al-Jundi Fi Fadhailil Makkah)
Yang tak kalah istimewa lagi, ulama’ kita, kiai kita KH.Maimoen Zubair juga dimakamkan di tempat ini (al-Ma’la). Semoga kita menjadi salah satu bagian 70.000 orang dibelakang KH. Maimoen Zubair, Amin Ya Rabbal ‘Alamin. Al-Fatihah.
--ae channel—
*diolah dari berbagai sumber
إِنَّا لِلّهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهَُ، وَأَكْرِمْ نُزُوْلَهَُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهَُ، وَاغْسِلْهَُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهَِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِه، وَأَدْخِلْه الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِوَعَذَابِ النَّارِ. اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَه وَلاَ تَفْتِنّا بَعْدَهُ وَاغْفِرْلَنَا وَلَهُ وَاجْعَلِ الْجَنَّةَ مَأْوَاهَُ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْ قَبْرَه رَوْضَةً مِنْ رِيَاضِ الجِنَانِ وَلاَ تَجْعَلْ قَبْرَهَُ حُفْرَةً مِنْ حُفَرِ النِيْرانِ-
SUGENG TINDAK KIAI.


SELENGKAPNYA KLIK LINK DI BAWAH 
https://www.youtube.com/watch?v=PWj1qwQRmUQ
Kiai Maimoen pernah ngendikan: "Pada Hari ini hari, hari yang jatuh, hari apa ini? Hari selasa. Hari selasa itu, Sarang itu mulai kecil, saya mulai kecil dan menurut riwayat pondok yang Insya Allah pada pertama kali tahun 1800-an didirikan pondok ini (Al-Anwar Sarang) di Karangmangu, itu kalau hari selasa itu dibuat hari libur ngaji. 

Sebab hari selasa ini, hari yang menurut nenek saya, mulai dari nenek yang ke-empat sampai ayah saya, ibu saya itu kalau meninggal itu kok hari selasa. Ini saya cerita apa yang sudah mengerti atau belum, sampai mbah saya kiamat. Iku ora mung neng sarang tok cung (itu bukan di sarang saja), zaman aku neng mekkah iku, kiai-kiai nek mati yo seloso (zaman saya di mekkah itu, kiai-kiai kalau mati itu ya hari selasa). 

Sebab apa? Sebab Allah SWT. Itu empat hari, fi arba’ati ayyamin sawaa-al lissyai’, ahad, senin, selasa, rabu. Sehingga kalau rabu itu orang jawa mengatakan hari rebu wekasan, sebab rampung bumi diciptakan. Hari selasa Allah menciptakan ilmu segala apa yang ada di dunia ini, itu sesudah tahapan pertama, dua hari : ahad dan senin, itu yang disebut-sebut “fi yaumain” (dua hari), kemudian Allah menerangkan pelanjutan, lanjutan itu sebelumnya Allah menerangkan ilmu-ilmu apa-apa yang ada di dunia ini pada hari selasa. Jadi, sampek di Sarang ini, diwajibkan hari selasa itu harus libur kalau ngaji, kalau sekolahnya ya nggak usah libur, jadi saya juga libur hari selasa itu". 

 إِنَّا لِلّهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهَُ، وَأَكْرِمْ نُزُوْلَهَُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهَُ، وَاغْسِلْهَُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهَِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِه، وَأَدْخِلْه الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِوَعَذَابِ النَّارِ. اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَه وَلاَ تَفْتِنّا بَعْدَهُ وَاغْفِرْلَنَا وَلَهُ وَاجْعَلِ الْجَنَّةَ مَأْوَاهَُ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْ قَبْرَه رَوْضَةً مِنْ رِيَاضِ الجِنَانِ وَلاَ تَجْعَلْ قَبْرَهَُ حُفْرَةً مِنْ حُفَرِ النِيْرانِ. . . .


SUGENG TINDAK KIAI, KAMI SEMUA MENCINTAIMU. ALFA-TIHAH

 #kiaimaimoenzubairwafat #isyarohwafatnyakiaimaimoen #gusbaha #gurugusbaha #alanwarsarang #aechannel #hariselasa6agustus2019

SELENGKAPNYA KLIK LINK VIDEO DI BAWAH 

https://www.youtube.com/watch?v=UwTIkeNQzQM&t=28s
  • Agustus 03, 2019



--izzuddin abdurrahim adnan--

Dalam dunia nyata Gus Baha’ tidak bermain media sosial seperti umumnya orang kebanyakan ataupun Gus-Gus yang lain, baik official maupun pribadi. Namun pada kenyataannya di dunia maya, nama Gus Baha tak kalah tenar. Nama beliau mulai melejit sejak setahun terakhir. Jumlah pencarian rata-rata per bulan jutaan. Terutama pada bulan Juni-juli kemarin hingga menembus angka sekitar hampir sejuta views, dengan retensi angka tertinggi 100+ rb views dalam waktu 24 jam untuk satu video. Alhamdulillahnya video dengan views terbanyak terkait beliau itu diunggah akun AE CHANNEL dengan judul Gus Baha’ Manusia Qur’an. (https://youtu.be/AK6ZhyeI3RE)
Berdasar situs pencarian google, kata kunci yang terkait paut dengan gus baha terdapat 129 keyword yang masuk, dengan keyword teratas “GUS BAHA”. Jumlah total pencarian per bulan mencapai rata-rata 15 juta pencarian. Situs terkait beliau, posisi teratas (website) ditempati (alif.id) dengan kunjungan 1.094 dan social share 3.250 dalam satu artikel berjudul “Kisah Gus Baha: Nasab, Perkawinan hingga Karir Intelektual”. Sedangkan di situs youtube posisi kunjungan teratas dalam 1 video ditempati ae channel mencapai hampir sejuta views (youtube.com/my_videos?o=U). Untuk total kunjunngan dari semua video gus baha’di youtube ditempati channel (NU Online), posisi kedua, (Kiswah tv9) dan Ngaji Kiyai di posisi ke-tiga. (Indonesia)
------------------------------------

AE CHANNEL : NGAJI GUS BAHA
Ngaji Gus Baha merupakan program ngaji online yang dibangun oleh situs youtube ae channel (https://www.youtube.com/my_videos?o=U) dengan salah satu tujuan utama ngaji kepada Mufassir muda dan ahli fiqih Indonesia, “GUS BAHA”. Konten yang disuguhkan berupa video, MP3 dan artikel yang terkait dengan kajian-kajian beliau. Baik kajian rutin maupun kajian umum.
Ae channel bukanlah official maupun akun pribadi Gus Baha’, melainkan akun yang dibangun oleh salah satu muhibbin beliau. Ae channel dibuat tanggal 9 bulan maret 2019. Hingga saat ini Alhamdulillah telah mengalami perkembangan yang lumayan (maaf pemain pemula). Jumlah Subcriber enam ribu Sembilan ratus delapan puluh satu (6981) ribuan per 3 Agustus 2019, dengan total views sebanyak satu juta tujuh ribu enam ratus lima puluh lima 1.007.655. Jumlah impression 12,841,362 dengan jumlah jam tayang sebesar 4,307,880.
Yang menarik, muhibbin Gus Baha ternyata kaum milenial (generasi yang lahir antara 90-an hingga 200-an (17-34 th) yakni lebih dari 60 %. Ini artinya, metode ngaji beliau digemari kaum Milenial saat ini. Sedangkan prosentase sisanya diisi kaum remaja 13-17 tahun dan kaum tua 35-65 tahun ke atas. Perbandingan gender (laki-laki : perempuan) 88,2% : 11,8%. Sedangkan pretense penonton by geography sebanyak 23 negara, temtu dengan dominasi Indonesia sebanyak 84%.
Untuk mendukung keberadaan ae channel sebagai media dakwah, admin berusaha membuat website meskipun masih dengan platform blogspot (www.ngaji-gusbaha.blogspot.com) dengan tujuan menampung artikel yang terkait paut dengan video Ngaji Gus Baha’ di Youtube. Selain itu FB juga menjadi hal utama guna menyebarkan Ngaji Gus Baha.
Kami sebagai admin mohon maaf sebab masih banyak yang kurang pas dengan keinginan nitizen semua. Doa, dukungan, saran dan kritik sangat membantu kami guna membesarkan channel ini. Trimakasih juga buat like, subcribe dan sharenya, semoga menjadi berkah kalian semua. Salam Hangat Doa Manjat.



GUS BAHA : TIPS & TRIK GUS BAHA' MENYIKAPI MEDSOS







--izzuddin abdurrahim adnan—

Ibarat kata, NU itu perempuan cuuaaaaantik sekali; ibarat gitar, ia adalah gitar spanyol, lekukan tubuhnya itu aduhaiii mirip pinggulnya miss univers; Orang Madura bilang pinggulnya Nakér Lémas, alisnya Nangghâl sakélan, betisnya Podhâk Nyongsang, bibirnya berisi menggairahkan bak Jhârruk Saloné, lentik bulu matanya aihhhhh Nyekkar Tanjhung. Maka gaesss, tidak heran, di musim pilpres seperti saat ini NU selalu dan akan senantiasa menjadi primadona, menjadi kroyokan sana-sini, menjadi magnet yang sangat kuat, menjadi ajang bancakan untuk mendulang suara. Seolah-olah, siapa dapat menggaetnya, dialah pemenangnya. Sungguh wajar memang, sebab sebagaimana kita tahu NU merupakan organisasi dengan basis massa terbesar, bukan hanya di Indonesia tapi juga di dunia internasional.
Jokowidodo –dalam hal ini- lebih dahulu menjalankan strateginya. Dia menang satu langkah dengan memilih wakil dari Pentholan NU, KH. Ma’ruf Amin dibanding Prabowo. Dia tahu akan diuntungkan dalam hal ini, sebab jajaran struktural NU mulai dari pengurus besar, wilayah, cabang, sampai ranting akan serta merta berkomitmen mendukungnya, seperti apa yang sering dikatakan Ma’ruf Amin di berbagai kesempatan. Di tambah lagi adanya Yenny Wahid dengan Gusduriannya, dan Khofifah melalui Muslimat NUnya. Pun pula, jangan Lupa ada Kiai Karismatik, sesepuh NU dan Partai Persatuan Pembangunan KH. Maimun Zubair yang sangat kuat pengaruhnya dikalangan NU juga santri. Dikokohkan lagi adanya Gus Yasin Maimun (Wakil Gubernur Jawa Tengah) kekuatan pendukungnya akan menambah signifikan suara.
Di kubu sebelah, tentu tidak mau kalah dengan rivalnya, Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menggandeng pengasuh Pondok Pesantren Al-Farros, KH Irfan Yusuf atau akrab disapa Gus Irfan, sebagai juru bicara. Yang Notabene merupakan darah biru Nahdlatul Ulama karena merupakan cucu dari salah satu pendiri NU, KH Hasyim Asyari. Di kubu ini juga ada Gus Najih Maimoen dan Gus Wafi Maimun, Gus Sholah dan Kiai Samsul yang tidak bisa disepelekan pengaruhnya.
Inilah hebatnya NU, “perpecahan”, beda pilihan, “tukaran” saya lihat malah sebagai energy positif dan bentuk kepiawaian orang NU dan Ulama NU dalam berpolitik. Ini berarti orang-orang NU ada di mana-mana untuk menjaga agama dan mengendalikan NKRI.
Semisal di kubu 02, sebenarnya tak terbantahkan lagi banyak islam “radikal” (keras dalam artian memilih jalan Nahi Munkar), ada juga ustadz, maaf “gadungan” ustadz abal-abal (yang mentasrif aja keliru, tidak paham beda mufrod dan jama’), banyak juga pendukung dari eks HTI yang telah dibubarkan. Dengan adanya Gus Najih dan Gus Wafie yang tidak diragukan lagi keilmuan dan keulama’anya secara langsung tidak langsung mampu mendapingi agar yang radikal tidak kebablasan, yang goblok tidak keterlaluan. Yang ghuluw jadi waras. Mampu mempengaruhi arah politik demi kejayaan islam. Selaras apa yang dikatakan Gus Najih ketika menanggapi Doa Neno yang dianggap berlebihan, beliau kurang lebih mengatakan bahwa “memang mbak Neno itu awam ilmu agama tapi ghiroh keislamannya kuat”. Beliau juga mengatakan bahwa salah satu alasan di kubu 02 adalah untuk menjaga.
Sebaliknya, di kubu 01 dengan banyaknya orang NU, secara langsung maupun tidak akan menjaga agar orang abangan di PDI, Golkar, PSI dan partai-partai yang bukan berbasis islam misalnya, tidak keluar terlampau jauh dari rel keislaman. Bahkan saya pernah mendengar seorang kiai NU, ketika di tanya wartawan, mengapa malah bergabung di PDIP bukan di partai Islam? Beliau menjawab, “Soale neng partai Islam wes akeh seng pinter ngaji dan ngimami, aku tak ngimami neng PDI ae…”.
Jadi Gaessss santai saja, biasa saja, jika ada kiai NU saling serang dengan argument yang keras, memang harus begitu, mereka harus berperan sebaik mungkin di posisinya masing-masing. Tidak mungkin sebagai “rival” politik bermesraan, tidak “berseteru”. Perpecahan yang terlihat di tubuh NU dan orang-orang NU saya kira bukanlah perpecahan dalam arti sebenarnya (jelek / rusak). Akan tetapi perpecahan untuk menjaga Islam dan menyatukan NKRI dalam kancah kebhinekaan. Ini adalah siyasah dan anugerah bagi kita sebagai orang NU memiliki ulama-ulama, pemimpin dan panuta yang kredibel, memiliki tiga kualitas. Yaitu, Ilmul ‘Ulama’, Hikmatul Hukama’, dan Siyasatul Mulk.
Dan yang kecelik serta nangis-nangis, njengking-njengking adalah iblis, baik minal jinnati wan –nas yang selalu membisikkan perpecahan dan pertumpahan darah, ternyata tidak berhasil mengelabuhi. Sebaliknya perpecahan itu berbuah persatuan dan kesatuan bangsa. NU sebagai objek yang diakali, berbalik menjadi Subjek seng ngakali Iblis. Wallahu a’lam.

Transkrip : izzuddin abdurrahim adnan

HEBATNYA SIYASAH ULAMA' NU  : BAROKAHE “TUKARAN”
SELENGKAPNYA KLIK LINK DI BAWAH 

Kesempatan langka. Kita akan jarang menemui Gus Baha’ mengisi pengajian umum, sebab seperti yang sering diutarakan di berbagai kesempatan kajian rutin, bahwa beliau, --selain tidak ingin juga tidak mau-- kecuali dua orang yang mengundangnya.

Pertama guru/kiai beliau dan yang kedua, teman abahnya. Beliau dengan rendah hati mengaku tidak cukup kemampuan untuk menjelaskan kontruksi Islam yang utuh hanya satu atau dua jam pengajian. Beliau berkeyakinan Ngaji itu harus hatam min awwalihi hatta akhirihi. Sebagaimana sering dikatakan mushonnif dengan kaedah “kama saya’ti” (sebagaimana yang akan datang), dan “kama sabaqo/ kama taqoddam” (seperti yang telah lewat/lalu). Bagaimana kita faham keduanya jika tidak ngaji rutin.

Seperti yang mafhum kita tahu, di Pondok Sarang beliau sudah ‘alim, selain menekuni tafsir, pernah menjadi rois taqrib dan rois fathul mu’in, tapi yang menjadi tambah ‘alim menurut pengakuan beliau, ternyata gara-gara “gojlokan” lebih lengkapnya mari kita simak simak videonya, JANGAN LUPA LIKE & SUBCRIBE.

#gusbaha #ngajigusbaha #aechannel  #gusalitulangan
Transkrip : izzuddin abdurrahim adnan

NAPAK TILAS: BERTEMUNYA NASAB GUS BAHA' & KIAI SAID AQIL SIROJ
SELENGKAPNYA KLIK LINK DI BAWAH 


"Organisasi itu musiman. Jadi, di manapun organisasi di dunia ini musiman. Makanya saya berharap, penyebutan nama ini murni tamsil. Jadi jama’ah di sini jangan salah paham saya memvonis atau menghukumi satu yang disebut sail (yang disebut penanya), sekali lagi karena organisasi itu musiman. Misalnya di Mesir adanya Ikhwanul Muslimin, kalau di Iraq bisa partai Bath. Di Indonesia, bisa golkar, HTI, bisa NU, makanya saya katakan organisasi itu musiman."
"Jadi tentang yang anda tanyakan itu, tentang niat ingin mempersatukan umat Islam sedunia. Saya pikir setiap umat islam, meskipun itu setiap Kiai pas tukaran lah (kiai yang sedang bertengkar) menyitir ayat al-Qur’an, “wa’tashimu bihablillahi jami’a wala tafarraqu, (dan berpegangteguhlah pada tali agama Allah dan janganlah berpecah-belah”.)
Dengan menggunakan ayat yang sama mereka mengajak umat Islam bersatu dan tidak berpecah-belah. Lucunya, ajakan tersebut mereka sampaikan dengan mengatasnamakan organisasi. Sementara keberadaan organisasi itu sendiri adalah bukti adanya perpecahan di antara umat.
Dengan kata lain, pengikut organisasi yang berkoar-koar mengajak umat Islam bersatu, padahal diri mereka sendiri adalah bukti perpecahan di antara umat Islam. Menurut Gus Baha’, jika orang-orang legowo, harusnya mereka tidak usah mendirikan organisasi baru. Tinggal bergabung saja dengan wadah yang sudah ada. Entah ikut NU atau Muhammadiyah. Sebab cita-citanya sama, yaitu menyatukan umat Islam.
“Dengan membuat organisasi sendiri, dengan nama sendiri, itu sudah menambah jumlah perpecahan,” terang Gus Baha’. Gambarannya begini. Kalau yang ada hanya NU dan Muhammadiyah, perpecahan di kalangan umat Islam Indonesia hanya dua kelompok. Tapi dengan mendirikan organisasi baru, maka perpecahan itu menjadi tiga. Semakin banyak pecahnya maka semakin sulit bersatunya.

Transkrip : izzuddin abdurrahim adnan

GUS BAHA' MEMILIH MUHAMMADIYAH DAN NU
GUS BAHA MP3 DOWNLOAD GRATIS
SELENGKAPNYA KLIK LINK DI BAWAH 

--izzuddin Abdurrahim adnan--
Kita akan sangat jarang menemui antar tokoh saling memuji satu dengan yang lain, apalagi tokoh yang bersebrangan pandangan, aliran maupun beda organisasi. Tak seperti tokoh-tokoh jaman dahulu. Misalnya yang terekam dalam sebuah buku novel sejarah yang berjudul DAHLAN. Kiai Ahmad Dahlan memuji dan menyatakan isi hatinya kepada Hasyim Asy’ari :
“Selama belajar agama di pondokan Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawy, aku sempat bertemu Muhammad Hasyim Asy’ari. Menurut cerita, dia sudah bermukim di Mekah hampir dua tahun. Selain untuk menunaikan ibadah haji bersama istrinya, dia ingin bermukim beberapa tahun di Mekah untuk mendalami agama Islam. Usiaku tujuh tahun lebih tua darinya, sehingga dia memanggilku dengan sebutan Kang Darwis, sementara aku memanggilnya Dimas Hasyim. Dia pemuda yang sangat cerdas. Semangatnya mendalami ilmu-ilmu agama membuatku terkagum-kagum. Semakin hari aku semakin akrab dengannya. Kami berdua sering mendiskusikan banyak hal, baik yang berkaitan dengan ilmu agama yang kami dapatkan dari Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawy maupun masalah-masalah umat Islam di Tanah Air. Kami berasal dari kultur masyarakat yang berbeda. Aku biasa hidup di kota, sementara dia dari pedesaan dan pesantren. Meskipun begitu, kami memiliki kesamaan pandangan ketika melihat kondisi umat Islam di Tanah Air.
“Rasa prihatin melihat kondisi umat Islam di Tanah Air membuat aku dan Hasyim Asy’ari menjalin kesepakatan bahwa sepulang dari Mekah nanti kami berdua harus berjuang untuk mengubah kondisi umat Islam sesuai dengan lingkungan masing-masing. Aku melakukan pembaharuan Islam di masyarakat perkotaan, yaitu Kauman Yogyakarta, sementara Hasyim Asy’ari melakukan pembaharuan dan pembenahan di lingkungan pesantren. Demikianlah, aku menjadikan hari-hariku di Mekah untuk menuntut ilmu bersama dengan Hasyim Asy’ari dan santri-santri lainnya, baik dari Tanah Air maupun negara lain.”
Ghiroh semacam ini, nampaknya ingin ditumbuhkan kembali guna mengikis perpecahan seperti yang dilakukan ustadz Adi Hidayat. Dia pemuda Muhammadiyah yang paling menonjol dalam hal kecerdasan, keilmuan Islam, penguasaan Qur'an dan kitab kuning, bisa dikatakan jauh di atas bila dibandingkan ustadz-ustadz Wahabi.
Sering, di dalam kajiannya, dia menyuruh jama'ahnya untuk belajar ngaji kepada ulama-ulama NU. Seperti Kiai Maimoen, Gus Najih Maimoen, Gus Ghofur Maimoen, Gus Qoyyum, Gus Mus dan Gus Ulil Abshar Abdala. Bahkan terhadap Gus Baha', dia menjulukinya "MANUSIA QUR'AN". Di waktu berbeda Gus Baha' juga berkomentar tentang berbagai aliran dan organisasi di Indonesia. Dia berkata "Organisasi yang sering saya doakan itu hanya dua, NU dan Muhammadiyah".
Karena saking seringnya Ustadz Adi Hidayat membahas dakwah Walisongo (yang dinafikan oleh ustadz-ustad Wahabi) serta membela amalan NU seperti wiridan bersama, salaman setelah sholat, qunut dan pujiannya kepada Ulama' NU, membuat orang-orang Wahabi tak lagi respek dan bahkan membencinya. Dia juga pernah bersebrangan dengan ustadznya salafi Wahabi, firanda soal Tauhid (Taqdir), Dia juga berselisih sangat runcing terhadap ustadz Radio/TV Rodja Ustadz Kholid Basalama.
Usut punya usut ternyata mertua dari Ustadz Adi Hidayat ngajinya kepada Gus Qoyyum, Ulama' NU.

USTADZ ADI HIDAYAT : "GUS BAHA' MANUSIA QUR'AN"
SELENGKAPNYA KLIK LINK DI BAWAH 
Dalam sebuah acara Pelantikan pengurus MWC NU Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang tahun lalu (2018), setidaknya ada tiga poin penting yang dimauidhohkan Gus Baha’. Yang pertama bahwa Bid’ah tidak semua dholalah. Beliau berbicara panjang soal ini. “Saya akan (bicara) cerita tentang argumentasi Ilmiah, bahwa Ahlus-sunnah waljama’ah itu luarbiasa. Di Jogja saya banyak berteman dengan para professor, doctor, termasuk akademisi peneliti sosial. Mereka bertanya begini, “Pak Baha’ sampean baca banyak kitab dan referensi luas, tetapi kok tetap NU?” Katanya. Lalau saya jawab begini, “Problemnya apa sebagai NU?”. Biasanya mereka lalu mengutip sekian makalah. Kebetulan makalah itu profokatif. Dan siapapun yang baca makalah itu saya yakin menjadi tidak NU, tak jamin itu!
Kalau di jogja di satu penerbitan _yang saya termasuk di dalamnya_, pernah dibandingkan kitabnya Sayyid Muhammad “Mafahim Yajibu An-tusohah”. Dengan kitabnya bin-Baz. Judulnya “Hadzihi Mafahimuna”. Biasanya, kitab-kitab terjemahan wahabi itu cukup profokatif dan dengan narasi yang memang siapapaun yang nggak pernah mondok pasti tertarik.
Misalnya begini, tentang bid’ah “Wa iyyakum min muhdatsatil umur, fa inna kulla muhdasatin bid’ah, wa kulla bid’atin dhalalah Wa kullu dhalalatin fin naar”. Lalu beliau (Bin-baz) melanjutkannya dengan kalimat, “Haadza huwa Rasulullah, hakama bid’ah kullaha, dholalah. Wajarra as-safiyyu faqosama ila hasanatin wadholalatin, wa sayyi’atin”.
Jadi dengan narasi seperti itu, menjadi tahu bahwa Syafi’I (Imam Syafi’i) itu kurang ajar betul. Jadi dia (bin-Baz) berkata “Ini Rasulullah, yang mengatakan semua bid’ah itu dholalah, tapi syafi’I lancang dengan membagi bid’ah ada hasanah dan sayyi’ah. Ini Aneh, Rosulullah yang Nabi saja bilang satu, semua dholalah kok dia (Imam Syafi'i) bilang dua katanya. Memang diredaksikan begitu, di kitab itu “Jaro’a” kira-kira maknanya “nglamak” (lancang) atau berani. Sehingga orang pasti bertanya “Kenapa sih nggak ikut Rasulullah saja”. Dengan narasi seperti itu, Imam Syafi’I dibenturkan Rasulullah, ya pasti kalah.
Lalu kemudian Sayyid Muhammad dalam kitab abwabul faros dan beberapa kitabnya, beliau menyanggahnya dengan mengatakan “Jika makna bid’ah adalah yang tidak pernah dilakukan Rasulullah, itu salah besar” Lalu beliau cerita sekian bab. Termasuk yang diceritakan adalah ada seorang sahabat yang sholat dengan Rasulullah tidak pakai doa mainstrim. Yaitu ketika I’tidal, berkata; “Alhamdulillah hamdan katsiron mubarokan fih”. Lalu nabi bertanya? Siapa yang melafadzkan itu? Semua sahabat diam karena takut disalahkan. Tetapi apa yang dikatakan Nabi? “Tidak, saya tidak akan menyalahkan. Saya tadi melihat (itsna ‘asyaro malakan) 12 malaikat yang semuanya bergegas siapa yang menulis awwal”. Lalu sahabat tadi berkata, “Ha ana dza ya Rasulullah”.
Padahal kalimat ini (Alhamdulillah hamdan katsiron mubarokan fih) adalah satu kalimat yang Rasulullah sendiri tidak mengajarkan, bahkan Rasyulullah Isykal, kenapa ada kalimat itu. Tapi toh kemudian dibenarkan oleh Allah dan Rasulnya, min ghoiri sabqi ta’limin minhu (tanpa ada pelajaran dari beliau). Runtuhlah teori bahwa semua bid’ah dholalah, semua yang tidak pernah diajarkan dan dilakukan Nabi. Buktinya adalah bebera kali membenarkan yang tidak pernah diajarkan beliau. (Dan masih ada contoh yang lain, lebih lengkapnya simak videonya di link bawah)
Semua ini, suatu ilmu, setidaknya ilmu perdebatan bukan ilmu hakiki, karena kita tidak tahu, yang diterima dihadapan Allah itu yang mana?”
Poin selanjutnya (ke-2) adalah soal satu Kaidah atau argumentasi ilmiah yang belum pernah saya dengar sebelumnya selain dari Gus Baha’ yang berkaitan tentang faham Wahabi: “Kalimatun, sayakuunu bihal kaafiru musliman, sayakuunul mu’minu bihaa kaafiron”
كلمة سيكون بها الكافر مسلما سيكون الموءمن بها كافرا
“Kalimat tauhid itu menjadikan orang yang selama hidupnya kafir menjadi MUSLIM. maka menjadi aneh ketika ada aliran yang menganggap dengan kalimat itu pula menjadikannya Kafir”.

Kata Gus Baha’, “Ada kemandirian al-hujjatul ballighoh dalam diri kita sebagai ahlus-sunnah (NU). Begini misalnya: Kalimat Lailaha Illah adalah yang kalimat yang orang kafir delapan puluh tahun saja, kalau melafadzkan itu menjadi sooro mukminan. Ini kita tahlil, yang sudah muslim, hanya karena kalimat toyyibah justru menjadi kafir, ini kan madzhab yang aneh. Yang kafir puluhan tahun saja “ iyyan tahu maa qod salaf bihadzihil kalimah”. Kita ini hanya tahlilan ambek nyekel pathok (sambil pegang nisan) menjadi kafir juga karena Lailaha illah. Ini aneh”.
Kemudian, poin ke-tiga yang dimauidhohkan Gus Baha’ adalah kenapa ada tambahan An-Nahdliyyah setelah Ahlus Sunnah? “Di dalam terminology internasional itu, kalau ahlus-sunnah pokoknya yang tidak subbus shohabah (mencela sahabat). Sehingga Wahabi, Muhammadiyah, Ikhwan (nul muslimin) misalnya, masih tergolong ahlus-sunnah. Sebab, di media internasioanl kalau tidak ahlus-sunnah itu pasti syi’ah. Hanya itu saja perbandingannya. Jadi kalau Ikromus-Shohabah ya Ahlus sunnah, tetapi subbus shohabah, ya syi’ah”.
Problemnya adalah kita tidak ikut kelompok besar yang mainstrim di dunia internasional, karena mereka anti wasilah, anti tahlil. Sehingga di Indonesia (di NU) ditambahi (Ahlussunnah wal jama’ah An-Nahdliyyah). Yang kira-kira Kalau Gus Ghofur dan kawan-kawan, mungkin menambahinya islam Nusantara itu.”.
Transkrip : izzuddin abdurrahim adnan

ORANG NU WAJIB TAHU! : Tiga Argumentasi Ilmiah Untuk Membentengi dari Faham Wahabi
SELENGKAPNYA KLIK LINK DI BAWAH
A call-to-action text Contact us