Mental konflik, watak dasar manusia. Perihal baik pun masih diperdebatkan; pendapat baik pun, masih cari yang terbaik; sama-sama kebenaran, cari yang paling benar; bahkan kalau ingin damai pun, harus memiliki alat perang. Jika tidak, akan diinjak-injak dan diperangi. Ada sebuah maqolah yang sangat terkenal di dunia militer. "Jika Anda ingin damai, bersiaplah untuk perang"
اذا اردت اصح فاستعد للحرب atau إذَا أَرَدْت السَّلَام فاستعد لِلْحَرْب
Sebab logikanya jelas, misalkan seorang bajingan atau penjahat, dia memiliki senjata, sedangkan kamu sebagai orang sholih tidak meiliki senjata, bisa tidak bergining perdamaian? Jelas tidak bisa. Dalam ranah lebih luas misalnya, sebuah negara yang memiliki senjata nuklir, sedangkan negara lain tidak memilikinya, bisa tidak bergining perdamaian? Jelas tidak bisa. Mereka terpaksa damai karena minimal memiliki senjata yang imbang.
Oleh karenanya, di dalam kitab-kitab tafsir diterangkan, ketika Allah menyuruh mempersiapkan sebanyak mungkin alat perang, itu bukan berarti Allah menyuruh umat islam untuk perang.
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (Al-Anfal :60)
Dalam keadaan dunia yang memanas, banyak gesekan, gegeran, dan rawan konflik, orang bisa damai justeru jika sama-sama memiliki senjata. Begitulah teori yang dikatakan Al-Qur’an. Teori semacam ini dipakai seluruh negara di dunia. Sebab pada dasarnya, manusia memiliki watak tukaran, mental konflik, dholim. Misalnya, Amerika yang terkenal digdaya, untuk itu Korea Utara biar di hargai Amerika harus membuat senjata sebanyak-banyaknya (nuklir misalnya).
Makanya, di dalam fikih islam juga demikian, mengikuti teori (umum). Bahwa perempuan (isiteri) tidak wajib melayani (kelon) suaminya jika tidak dikasih nafkah. Sebaliknya, lelaki (suami) tidak wajib menafkahi isteri, jika tidak dilayani (kelon). Bahkan suiami boleh menceraikan. Isteri boleh rofa’. Begitulah sejatinya prosedur fikih yang mengikuti teori umum (konflik).
Bahkan sampai nanti ketika terjadi kiamat, manusia masih sibuk konflik (tukar – padu) “wahum yahissimun”, kata Allah. Konflik semacam ini tidak dihilangkan Allah sama sekali keculai nanti setelah di Syurga.
وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَىٰ سُرُرٍ مُّتَقَابِلِينَ
"Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka (penghuni surga), sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan." (QS. Al Hijr:47)
Artinya, di dunia ini antar orang sholihpun juga saling hasud, apalagi yang tidak sholih. Geger rebutan masjid, gegeran pilpres. Bahkan rebutan klaim soal sholat paling sah, thoriqoh paling benar juga ada. Padahal mereka tahu, otoritas kebenaran itu hanya Allah SWT. Sejak nabi Adam akan diciptakan sebagai kholifah. Malaikatpun janggal, sebab mental manusia itu konflik, gegeran,pertumpahan darah, kok dijadikan kholifah? Begitulah manusia, begitulah seninya hidup. Bahkan Sayyidina Ali pun hingga nanti di akhirat bercita-cita akan menuntut musuh-musuhnya:
أنا أول من يجثو بين يدي الرحمن للخصومة يوم القيامة
“Saya nanti pertama kali ketika bertemu Allah , akan melaporkan musuh-musuh saya di hari kiamat”.
Untungnya adalah, berkat Allah, geger dan perdebatannya orang Sholih itu membawa maslahat dan ilmu. Semisal perdebatan Nabi Ibrahim dan Jibril, membawa hikmah dan ilmu yang luar biasa.
Alkisah, ketika Nabi Ibrahim hendak dibakar, tba-tiba malaikat Jibril berdiri di hadapan Nabi Ibrahim dan menawarkan bantuan: "Wahai Ibrahim, tidakkah engkau memiliki keperluan?" (Ibrahim, butuh bantuan opo? )
Nabi Ibrahim menjawab: "Aku tidak memerlukan sesuatu darimu." (Aku gak butuh bantuanmu, Allah wes ngerti, nek butuh bantuan langsung Allah gak usah lewat koe)
Jibril: "Maksud saya tak laporno, tak jalukke bantuan Gusti Allah". Lalu Allah SWT menurunkan perintah kepada api:
قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ
"Kami berfirman: Wahai api jadilah engkau dingin dan membawa keselamatan kepada Ibrahim." (QS. al-Anbiya': 69)
Akhirnya Allah sendiri yang turun tangan, tanpa melalui malaikat Jibril, tanpa melalui prosedur.
(Bersambung bagian 2)
Transkrip oleh : izzuddin abdurrahim adnan
GUS BAHA : WATAK DASAR MANUSIA (Tafsir Jalalain Surat Yasin 48-61 # 29 Juli 2019)
SELENGKAPNYA KLIK LINK DI BAWAH